Yang banyak dikejar jamaah dalam kaitan dengan ibadah di masjid Nabawi adalah shalat arbain. Kendati shalat arbain atau shalat fardlu 40 waktu tidak termasuk rukun haji atau rukun ziarah ke masjid Nabawi. Namun sabda Rasullulah yang berbunyi “Barang siapa shalat di masjidku sebanyak 40 shalat, tidak terlewatkan satu shalatpun, niscaya dia akan terbebas dari api neraka, selamat dari siksa dan bersih dari kemunafikan”, membuat jamaah berlomba-lomba mengumpulkan pahala. Bayangkan saja, 40 kali shalat di arbain sama artinya dengan 40.000 kali shalat di masjid lain. Hal ini setara dengan shalat di masjid lain selama 22 tahun.
Namun sebenarnya, hikmah dari shalat arbain itu tidak hanya pahala yang dilipatgandakan. Yang lebih utama dari hal itu adalah kebiasaan untuk shalat berjamaah dengan tepat waktu. Bayangkan saja, begitu adzan terdengar kita sudah berada di masjid menunggu imam memimpin shalat. Kebiasaan selama 10 hari di Madinah diharapkan terbawa sampai ke tanah air. Sungguh luar biasa kalau semangat untuk shalat berjamaah dengan bersemangat, langkah yang tergesa menuju masjid begitu terdengar adzan menular menjadi kebiasaan di kampung halaman. Suatu perbuatan yang berlimpah barokah apabila tersebut terus terbawa dari sejak pulang ibadah haji sampai tua sampai nyawa terpisah dari raga.Sebaliknya, kalau sampai di atnah air kita kembali pada ritme shalat yang sering kali melalai-lalaikan, sungguh suatu kemunduran. Sungguh kami takut, sekembalinya dari tanah suci, kami kembali menjadi orang yang lalai. Ya Allah bantulah kami agar tetap dapat menjaga shalat kami...
Siklus yang alami kalau perempuan tidak dapat melaksanakan shalat arbain dengan lengkap. Menstruasi kerap memotong interval secara tiba-tiba. Sebagai permpuan aku berusaha untuk tidak berkecil hati kendati di hari ke 3 di madinah kembali datang menstruasi yang memotong ritme ibadah. Akhirnya, dalam hitungngan shalat ke 15, aku kembali harus “beristirahat”.
Memang seperti juga di Makkah menstruasi yang biasanya berlangsung 5-7 hari dapat bersih dalam kurun 3 hari. Namun tetap saja bilangan 40 tidak genap secara mulus diselesaikan. Namun lagi-lagi aku yakin Allah maha Rahman dan maha Rahiim. Tentunya, bagi orang-orang yang terputus akan tetap memiliki hak yang sama. Tapi tentunya hal tersebut menjadi rahasia Allah dalam menilai. Yang dapat dilakukan hanyalah berdoa semoga ibadahku diterima.
Minggu, 24 Oktober 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar