Usai berdoa di depan kubah hijau, kami berpencar memasuki Masjid Nabawi. Tak seperti di masjid Harram, tempat shalat wanita dan laki-laki di masjid Nabawi terpisah. Wanita menempati areal belakang, sementara laki-laki berada pada shaft depan.
Pintu yang dapat digunakan oleh jamaah wanita bernomor 13,14,16,17,23,24,25,26,27, 28, 29 dan 30. Adapun keseluruhan pintu masjid berjumlah 41. Setiap pintunya dapat terdiri dari 2,3 atau 5 tempat masuk. Apabila dijumlahkan keseluruhannya berjumlah 85 pintu. Setiap pintu dijaga 2 askar. Askar wanitanya lebih tegas. Badan jamaah digeladah khawatir menyembunyikan barang-barang berbahaya.
Dari keseluruhan pintu terdapat 10 yang menorehkan riwayat. Babu jibril yang merupakan pintu dimana Malaikat Jibril menemui nabi. Bab Al Nisa yang dibuka oleh Umar ibn Khattab dikhusukan buat wanita. Babu al Rahmah dimana seorang badui datang kepada Rasullulah agar bedoa meminta hujan (rahmah). Pintu kecil (khoukhoh) Abu Bakar atau pintu Abu Bakar yang sekarang sudah tidak difungsikan sebagai jalan umum. Disinilah Abu Bakar menangisi nabi yang memilih berada di sisiNya. Satu pintu lain dinamakan Bab Al Salam karena letaknya sejajar dengan tempat perhormatan berupa salam kepada jasad Rasullulah. Selanjutnya ada Bab Al Majid, Bab al Malik Abd Al Azis, Babu Ustman ibn Affan, Babu Umar ibn Khattab dan bab al malik Sa’ud. Apabila kita ingin mengenal setiap pintu masjid, kita harus berkeliling satu putaran penuh.
Dengan memanjatkan doa memasuki masjid Nabawi aku memilih pintu 13 untuk memasukinya. Seorang askar perempuan menggeledah tas dan mengintip isi tas. Masjid masih lengang, beberapa orang tampaknya sedang melaksanakan shalat dhuha. Dengan leluasa aku mengambil tempat di shaft perempuan yang paling depan. Sebuah partisi kayu yang kokoh membatasi kami dengan jamaah laki-laki.
Masjid ini berdiri dengan kokoh disangga rimbuan tiang dengan ukiran yang indah berlapis emas. Di dalam masjid terasa lebih sejuk. Udara dingin lebih disebabkan AC yang bertebaran dimana-mana. Sementara di luar rasa dingin lebih disebabkan oleh cuaca alam.
Dari beberapa riwayat disebutkan bahwa masjid Nabawi dibangun oleh Nabi Muhammad SAW pada bulan Rabiul Awal tahun 1 H (September 662M) setelah beliau hijrah dari Mekah ke Yastrib (nama Madinah dulu). Peletakan batu pertama dilakukan oleh Nabi Mumamad SAW diikuti oleh sahabatnya Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali.
Awalnya masjid Nabawi dibangun dengan sederhana dengan tiang-tiang dari pohon kurma. Penerangannya berasal dari pelepah kurma yang dibakar. Pada awalnya masjid memiliki luas 35 x 30 M. Konon dua bulan sebelum meletusnya perang Badar, pada bulan Rajab tahun kedua, turun perintah merubah arah kiblat. Maka pintu masjid langsung diubah dari dinding utara ke dinding selatan yang dinamakan pintu Bab-ut-Tawassu. Luas masjid ditambah 42 x 42 m atau 1764 m2. Selanjutnya masjid mengalami perbaikan atau perluasan pada pemerintahan Abu Bakar As Shidiq, Umar bin khattab, Usman bon Affan, Ali bin Abu thalib sampai jaman pemerintahan sekarang. Diyakini tiang ke lima dari mimbar adalah batas akhir masjid Nabawi yang asli. Kamar Aisyah merupakan batas bagian timur. Batas bagian utara adalah bangunan al Majidi.
Kaligrafi yang menghiasi kubah, tembok dan tiang dilakukan oleh seorang khattah (penulis kaligrafi) bernama Abdullah Zuhdi Affandi. Total waktu yang diperlukan untuk menyelesaikannya selama 3 tahun. Di tembok kiblat tertera 4 baris tulisan dimana 3 baris pertama berisikan firman Allah, sedangkan baris keempat merupakan nama Nabi dan sifat-sifatnya yang mencapai 201. Kubah atap masjid dihiasi ukiran pepohonan yang disela-selanya ada garis putih melingkar dengan kaligrafi warna hitam tertera di dalamnya
Pandanganku menelusuri masjid ini begitu luas. Sejauh mata memandang, lantainya terlapis karpet tebal. Luas masjid 98.326 m2. Lantainya dihiasi marmer dari Italia dan Spanyol dengan kualitas terbaik dan memiliki keistimewaan dapat menyimpan kelembaban. Untuk menunjang aktivitas di dalam masjid, berbagai perlengkapan modern ditambahkan seperti kamera, pengawasan pada bagian-bagian tertutup, alat pemadam kebakaran, penyediaan air minum, pengeras suara yang disimpan di sela-sela tiang-tiang. Dengan luas yang demikian masjid mampu menampung 178.000 jamaah. Bagian atas seluas 67.000 m2, 8.750 m2 adalah tempat kubah, sedangkan sisanya 58.250 m2 dapat menampung 90.000 jamaah. Selain itu halaman masjid seluas 235.000 m2 dapat digunakan untuk 430.000 jamaah. Jika dijumlahkan total jamaah yang dapat melakukan shalat di masjid Nabawi berjumlah sekitar 689.000 jamaah pada hari biasa dan lebih dari 1.000.000 pada musim haji atau bulan Ramadhan.
Kendati masjid ini penuh sesak dengan manusia, tidak perlu khawatir dengan sirkulasi udara. Di dalam masjid terdapat dibuat 27 ruangan terbuka dengan ukuran 18 m x1 m. Yang mengundang decak kagum ada 9 buah atap masjid berbentuk kubah yang dapat terbuka dan tertutup secara manual atau otomatis. Padahal berat setiap kubah tidak kurang 80 ton yang terbuat dari kerangka baja dan beton yang dilapisi kayu pilihan dengan hiasan relief yang sangat indah. Pemandangan menarik apabila berkesempatan melihat kubah perlahan bergeser. Kubah dibuka pada saat sembahyang dzuhur. Udara segar akan mengalir memenuhi seantero masjid. Belum lagi tersedia AC central raksasa diatas tanah seluas 70.000m2 yang letaknya 7 km sebelah barat Masjid. Udara dingin disalurkan melalui pipa bawah tanah yang langsung didistribusikan ke setiap penjuru Masjid melalui bagian bawah dari setiap pilar yang berjumlah 2104 buah.
Sebelum diperluas, masjid hanya memiliki 4 menara, sekarang setiap pojok ada menara. Keseluruhannya ada 10 buah termasuk 2 menara besar yang mengapit pintu gerbang utama. Dipuncak semua menara yang tingginya 104 m terdapat ornamen bulan sabit dari bahan perunggu dilapis emas murni 24 karat dengan tinggi 7 m dan berat 4,5 ton. Diketinggian 87 m dipasang sinar laser yang memancarkan cahaya kearah Makkah sejauh 50 Km untuk menunjukan arah kiblat. Laser tersebut dinyalakan pada waktu tertentu terutama waktu shalat.
Pada bagian tengah masjid terdapat 2 ruang terbuka dengan enam buah payung artistik hasil perpaduan arsitektur modern dan teknologi canggih. Payungnya anti api, batang payung difungsikan sebagai saluran AC, Payung raksasa tersebut dapat membuka dan menutup secara otomatis.
Kemegahan masjid disempurnakan oleh cahaya lampu yang berasal dari 317 lampu gantung bertuliskan Lailaha illaAllah Muhammad Rasullulah, kemudian terdapat 361 lampu bertuliskan Allahu Akbar serta 109 lampu gantung dengan sinar neon warna putih. Apabila semua dinyalakan masjid soleh berwarna kristal bercampur emas. Subhanallah....
Sama seperti di Harram, air zamzam berlimpah di setiap sudut masjid. Padahal air zamzam itu harus melewati ratusan kilo meter km untuk sampai di kota tempat persemayanan terakhir nabi kita ini.
Dibawah Masjid terdapat tempat parkir bus untuk lebih dari 10.000 bus dengan jalan akses langsung ke luar kota Madinah sehingga tidak mengganggu lalu lintas sekitar Masjid. Bagian bawah tanah juga difungsikan untuk AC, penerangan, telpon, dll. Khusus untuk proyek pengadaan AC pusatnya berada 7 km dari arah masjid Nabawi. Proyeknya dipercayakan kepasa Yayasan Ben Ladin Saudi Arabia.
Usai shalat tahiyatul masjid dan shalat dhuha, aku kembali memanjatkan doa atas. “Ya Allah limpahkan rahmat kepada junjungan kami Muhammad dan keluarganya. Ampunilah dosaku, bukalah pintu rahmatMu bagiku dan masukanlah aku ke dalamnya, wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dari segala yang maha pengasih”.
Minggu, 24 Oktober 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar