Minggu, 24 Oktober 2010

Haji 2006 - Hanya Onta Dan Tiang Masjid Yang Tidak Batuk

Haji tidak hanya terpenuhi oleh kecukupan bekal materi, namun juga mengandalkan kekuatan fisik. Setiap hari menempuh perjalanan bolak balik dari maktab ke masjid, dilanjutkan dengan thawaf diakhiri dengan sa’i. Total jumlah perjalanan kaki tak kurang dari 7 KM.

Bagaimana agar stamina terjaga? Sebelum berangkat diusahakan menyantap makanan bergizi yang dibutuhkan tubuh untuk ketahanan fisik. Kemudian melatih fisik agar kuat berjalan kaki. Selain itu ada beberapa prosedur kesehatan yang terpenuhi. Vaksinasi meningitis menjadi salah satu yang dipersyaratkan. Vaksin influensapun kendati tidak wajib tetap saja kami laksanakan dengan adanya kekebalan diharapkan tidak terkena penyakit tersebut.

Apakah kami terhindar penyakit selama di Mekkah dan Madinah? Suamiku iya, tapi aku sempat ambruk dihantam penyakit batuk. Batuknya kering dan menimbulkan rasa kering di dada, tenggorakan berasa panas, terkadang ludahpun kemerah-merahan tanda ada peradangan di tenggorokan. Untung kejadiannya tidak terlalu lama sehingga ibadah tidak terganggu. Namun setumpuk obat, terutama batuk dan influensa, habis sebelum meninggalkan kota Mekkah. Obat medispun berganti dengan tradisionil seperti jamu atau kencur. Mau sedikit susah bisa merebus jahe untuk diminum. Air rebusannya yang hangat membantu melegakan pernafasan.

Ternyata penyakit tersebut menyerang mayoritas jamaah. Alhasil kalau shalat berjamaah di masjid, batuk seperti koor. Bunyinya biasa terdengar usai sujud. Hal itu berlanjut dan bersahut-sahutan.

Sebenarnya masuk akal kalau kami harus terserang penyakit. Bayangkan saja, setiap umroh kami melakukan mandi wajib. Kalau mengambil miqot diambil setelah shalat subuh sudah barang tentu mandinya dilakukan sebelum shalat. Walaupun menggunakan air panas, tetap saja tersiram air di dini hari membuat cepat masuk angin karena kekuatan fisik terkuras habis dengan bolak balik ke masjid. Tidur tidak menentu dan hanya dilakukan 1-2 jam. Mata lebih suka melek dengan itikaf di masjid. Dan disinilah letak nikmatnya ibadah haji. Dalam keadaan sakitpun kami tidak mengeluh dan menjalani tahapan demi tahapan dengan sukacita. Terkena batuk dan influenza menjadi biasa. Bahkan ada joke, di Makkah dan Madinah hanya onta atau tiang masjid yang tidak terkena batuk dan influenza.

0 komentar:

Posting Komentar