Minggu, 24 Oktober 2010

Haji 2006 - Kejahatanpun Berlangsung Di Tanah Harram

Allah SWT menjamin akan melipatkangandakan pahala bagi mereka yang ikhlas dan khusu melaksanakan ibadah haji di tanah harram.tentunya, janji Allah SWT itu membuat semua jamaah berlomba-lomba mencari kebaikan di tanah harram. Shalat di masjid Nabawi 1.000 kali lebih utama dari shalat di masjid lainnya, sedangkan di Masjidil Haram lebih utama 100.000 kali daripada shalat di masjid lain”.
Bukan maksud berhitung dengan pahala (karena sesungguhnya hal itu semata-mata milik Allah), namun apabila dikalkulasi secara matematika, satu kali shalat di masjid Harram setara dengan shalat di tempat lain selama 55 tahun 6 bulan 20 hari, dan shalat sehari semalam (lima waktu) setara dengan 277 tahun 9 bulan 10 hari shalat lima waktu di tempat lain.

Apakah dengan pahala yang Allah SWT tawarkan, seluruh manusia yang datang ke tanah suci niatnya semata-mata ibadah? Belum tentu. Akupun sungguh tak menduga, di bumi yang Allah SWT janjikan perbuatan kita dibalas berlipat ganda, masih ada saja orang yang melakukan kejahatan.

Di areal Masjid Haram terdapat tempat-tempat yang harus diwaspai. Sebut saja areal sekitar pelataran masjid, seputar ka’bah, bukit Marwah dan toilet-toilet di ruang bawah tanah. Sedangkan di daerah luar tentunya di setiap tempat yang berjejalan manusia harus diwaspadai. Pasar Seng merupakan salah satu tempat yang rawan kecopetan.

Pernah satu kesempatan, seorang jamaah menunggu shalat di Masjid Nabawi. Dari tas kecil yang disandangnya tampak jamaah tersebut dari Malaysia. Lalu seseorang menyapanya dengan bahasa yang sama. Yang terjadi jamaah tersebut celingak celinguk tidak memahami kata-kata tersebut. Sikapnya itu memancing kecurigaan, terlebih ketika orang-orang disampingnya menanyakan asalnya, ia memilih berdiri meninggalkan shaftnya. Orang-orang disampingnya berteriak kepada askar wanita yang menjaga pintu masjid. Langkahnya yang tergesa-gesa dan sesekali menginjak jamaah membuat yang melihatnya semakin curiga. Askar-askar berteriak dan kelihatan saling berkoordinasi untuk menangkap jamaah tersebut. Entah apa yang terjadi di luar sana. Apakah tertangkap atau tidak karena pada hari sebelumnya, ada jemaah bercadar yang digelandang askar. Perlawanan perempuan tersebut membuat askar semakin marah sehingga kerudungnya terbuka. Tampak jamaah tersebut bermuka asia, kalau tidak dari Pakistan tentu dari Bangladesh. Konon wanita tersebut mencuri hp.

Pencurian memang kerap terjadi. Penjaga WC yang mengaku dari Cikalong Wetan Cianjur beberapa kali mengingatkan jemaah untuk hati-hati karena 10 menit sebelumnya seorang jamaah Indonesia kehilangan ribuan riyal beserta kartu identitas yang dimilikinya.

Jadi, yang patut diingat dalam menjaga ’harta” kita selama di tanah suci ; titipkan uang di tempat yang aman, membawa uang secukupnya, perkecil uang dengan menukar dalam bentuk recehan, jangan meletakan uang di satu tempat, letakan recehan dari tempat yang mudah dijangkau tangan, jangan membuka dompet di tempat umum. Untuk lebih amannya, ada pakaian dalam yang memiliki saku. Aku lebih aman menyimpan di sana. Letaknya yang persis di dada memungkinkan dapat merabanya setiap saat.

Patut diingat bahwa kejahatan lahir bersamaan dengan turunnya Adam dan Hawa ke dunia. Artinya kejahatan tumbuh mendampingi peradaban manusia. Di tempat yang kita kira mustahil orang melakukan kejahatan, buktinya tetap terjadi. Tentunya apa yang kita lakukan, semoga Allah tidak memasukan kita ke dalam golongan orang yang merugi, merugi karena menyia-nyiakan waktunya dengan melakukan berbagai kejahatan. Oleh karenanya istighfar kita harus dibarengi oleh sikap hati-hati.

0 komentar:

Posting Komentar