Minggu, 21 Juni 2009

Mengaku Nabi

Akhir-akhir ini suamiku lagi senang baca. Mungkin tepatnya, lebih menyediakan waktu untuk membaca. Kebanyakakan buku-buku yang dibacanya terkait dengan referensi islam. Hampir setiap akhir pekan setumpuk buku terutama mengenai Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya kerap dibawa pulang. Dimanapun ada kesempatan selalu dibacanya, pun termasuk dalam perjalanan ke luar kota. Beberapa hal yang dapat menjadi pedoman sehari-hari disampaikan ke anak-anak ; bagaimana nabi berbicara, bagaimana nabi makan, bagaimana nabi tertawa, dll.

“Ayah koq senang sekali baca buku tentang Nabi Muhammad?”, tiba-tiba anakku yang kecil memecah keheningan perjalanan Bandung – Jakarta.
“Iya…untuk mempertebal kecintaan kita kepada nabi dan untuk mengetahu hal-hal yang dicontohkan Nabi”, jawab ayahnya.
“Ayah baca yang banyak ya, nanti ayah jadi kiai aja…Tapi kalau ayah sudah pintar jangan ngaku-ngaku Nabi ya…”, anakku yang sulung tiba-tiba menyela.

Hah….kami semua terbahak, mungkin pemberitaan tentang Agus Imam Solichin yang membawa ajaran Satria Piningit Weteng Buwono dan mengaku Tuhan mengganggu pikiran anakku. Atau barangkali, pertemuan dengan pengikut kerajaan Eden yang seperti berbaju ihram putih dengan tali melingkar di kepala, di Pameran Flora dan Fauna pada bulan Agustus lalu terekam ingatannya. Yang dia tahu "Tiada Tuhan selain Allah, Nabi Muhammad utusan Allah".

Ayahnya hanya mengatakan bahwa semoga Allah SWT menjaga lisan dan perbuatan keluarga kami sehingga dapat menjalankan aqidah secara benar.
Akupun hanya mampu membantin dalam hati, mudah-mudahan kekhawatiran yang disampaikan anakku pada ayahnya semata-mata karena Allah SWT menjaga syahadatnya. Amin….

0 komentar:

Posting Komentar