Minggu, 27 November 2011


Hari ini hari guru. Ada yang lucu dengan anakku terkait dengan hari guru.  Rupanya sekolahnya akan memilih guri favorit. Jadilah mereka dibuatkan kuisioner untuk memilih siapa guru yang paling disukai. Dari seluruh anak, hanya 2 orang yang memilih wali keras. Alhasil guru itu rada ngambek dan mogok gak mau ngasih “pendalaman materi”. Ketika orang tua menanyakan alasannya lewat sms, hanya berbalas sms pula “tanyakan saja sama anaknya masing-masing”. Dan ketika kami menginterogasi anaknya masing-masing, kami hanya mampu tertawa dan berusaha maklum.

Itulah dunia anak, dunia yang jujur, yang linear. Tak ada konsfirasi, tak ada rekayasa, tak ada maksud tersirat dari yang tersurat. Pas anakku ditanya mengapa memilih guru lain, jawabnya pun polos-polos saja “karena pertanyaannya guru yang baik. Miss xxx kan gak pernah marah, selalu tertawa dan membuat kita sekelas menjadi senang”. Ooohhh….. “kalau bapak wali kelas”, Tanya saja. “kalau pertanyaannya guru yang baik, yang bisa membuat anak lebih pintar ya akan milih pak xxxx itu bund walaupun bapak xxxx agak 
galak?”. Hahahah…. Betapa murninya dunia kanak-kanak belum terkontaminasi hasrat-hasrat negative.

So, inti dari cerita ini, guru juga manusia, perlu pengakuan dan perlu aktualisasi diri. Sayangnya yang ditanya adalah anak-anak SD yang hanya lurus, itu yang ditanya, itu yang dipikir dan itu juga yang dijawab. Beda dengan orang dewasa yang akan sedikit ilmu “maklum” atau empati. Alhasil besoknya kami menyuruh anak-anak bawa kado kecil sebagai ungkapan menyesal telah membuat gurunya sedih.Selamat ulang tahun Bapak/Ibu guru, semoga ilmu yang diajarkan memberi manfaat untuk kehidupan kami sehingga menjadi ladang ibadah yang tidak terputus. Aamiin... (Jumat, 25 November 2011)

0 komentar:

Posting Komentar