Kamis, 16 Juli 2009

Musibah

Musibah menimpa manusia tanpa pandang bulu. Yang beriman ditimpa musibah, apalagi yang kufur. Pada hari kebangkitan kelak, masing-masing akan dibangkitkan dengan amalnya sendiri-sendiri. Yang menjadi tuntutan adalah bagaimana menghadapi musibah agar dapat berbuah pahala dan akhirnya masuk surga. Islam telah mengajarkan hal-hal yang harus dilakukan ketika tertimpa musibah.

1. Mengucapkan kalimat istirja’. Yaitu mengucapkan: Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Allah berfirman, “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun ( Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali)’.” (QS. Al Baqoroh: 156)

2. Berdo’a. Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan do’a setelah membaca istirja’, yaitu: Allaahumma’ jurnii fii mushiibatii, wa akhliflii khairon minha. (Ya Allah berilah pahala dalam musibahku ini, dan berilah ganti bagiku yang lebih baik daripadanya).” (HR. Muslim)

3. Bersabar atas musibah yang menimpa. Allah berfirman, “Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antara mereka.” (QS. Al Insan: 24). Yang dimaksud dengan sabar adalah tidak menggerutu di dalam hati, menahan lisan dari mengucapkan kata-kata yang tidak pantas, dan menjaga tangan agar tidak melakukan hal-hal yang dilarang, seperti menampar-nampar pipi, merobek-robek baju, menggundulkan rambut kepala, dan lain-lain. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya besarnya pahala tergantung besarnya ujian. Jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menguji mereka. Barangsiapa yang ridha, maka mereka akan mendapatkan keridhaan Allah. Dan siapa yang murka, maka akan mendapatkan murka Allah.” (Hasan, HR. At Tirmidzi)

4. Melakukan Muhasabah (Introspeksi Diri). Manusia adalah makhluk yang lemah. Terkadang berbuat dosa dan salah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap anak Adam memiliki kesalahan. Dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah orang yang bertaubat.” (Hasan, HR. At Tirmidzi). Biasanya orang lebih cepat tersadar ketika musibah telah menimpanya. Barangkali Allah hendak mengingatkan kita. Sudah berapa banyak dosa yang kita perbuat dan maksiat yang kita koleksi? Namun berapa lama lagi umur yang tersisa? Oleh karena itu tetaplah berbaik sangka kepada Allah. Jadikan ini kesempatan bagi kita yang masih hidup untuk segera bertaubat kepada Allah atas segala kesalahan dan dosa. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat. (Dian Daoed)

0 komentar:

Posting Komentar