Tahun ini aku rentan stress. 2 anakku menghadai Ujian Nasional. Si sulung harus menyelesaikan SMP nya, sedangkan yang kecil harus menamatkan SD nya. Jarak usia 3,5 tahun membuatku harus mengatur dengan seksama agar mereka tidak lulus bersamaan. Selain harus merasakan "mules" mengiringi 2 anak yang sedang berjuang agar bisa menamatkan pelajaran di strata nya masing-masing. Lainnya, biar kantong tidak terlalu terkuras pada saat mereka
Nyatanya, pada saat naik ke kelas 3 si kecil harus masuk kelas akselerasi. Awalnya kutolak dan ini penolakan kedua setelah sebelumnya tawaran yang sama diberikan kepada si sulung. Alhasil yang tadinya sudah ditur dengan baik, ternyata cerita mengharuskan keduanya menghadapi kelulusan pada saat yang sama.
Kakak yang lebih dulu menghadapi pengumuman kelulusan. Nem 36,95 disabetnya. kendati merasa kurang puas tapi cukup lah di tengah pesaingan yang ketat. Sayangnya dengan Nem sejumlah itu tidak berhasil meraih SMA Favorit dan sekarang harus berjuang mencari sekolah lain. Semoga Allah memberi kemudahan.
2 minggu kemudian adiknya harus menerima kabar kelulusan. Nem 28,5 cukup memuaskan, ada nilai sempurna untuk matematika, 100. Sebagai ibu aku bangga memiliki anak-anak yang pintar. Mereka mandiri dan tidak merepotkan orang tuanya.
Tak ada yang lebih membuat aku bersyukur takala menghadapi ujian itu, tanpa disuruh si kecil puasa sunah dan tengah malam diam-diam bangun, ambil wudhu, menggelar sajadah dan shalat tahajud.
Nak... senantiasalah menjadi anak pintar yang baik agar Allah semakin menyayangi kalian dan kami sebagai orang tua tidak malu meminta padaNya agar kalian diberikan takdir yang baik. Aamin
Senin, 18 Juni 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar