Dari Netter :
Bagaimana
mungkin kita menginginkan anak yang hafidz Qur’an sedangkan kita sendiri
juz 30 saja masih ada yang belum hafal.
Bagaimana
mungkin kita mau menjadikan anak kita anak Shaleh tetapi kita sendiri belum
paham deskripsi anak shaleh itu apa.
Bagaimana
mungkin kita ingin anak kita jadi anak yang jujur kalau kita sendiri
sering berbohong dan memalsukan keterangan.
Bagaimana
mungkin kita menginginkan anak yang rajin dan cinta belajar sedangkan kita
hanya duduk di depan televisi berjam-jam.
Bagaimana
kita menginginkan anak yang bisa jadi pemimpin hebat kalau untuk memimpin
diri sendiri saja kita tidak bisa.
Bagaimana
mungkin kita ingin anak kita disiplin tapi kita nggak membiasakan disiplin di
rumah kita, kalau management waktu kita saja masih buruk.
Bagaimana
mungkin kita ingin anak kita jadi anak cerdas kalau kita nya saja males untuk
kuliah.
Bagaimana
kita ingin anak kita cinta pada lingkungan kalau kita masih buang sampah
sembarangan.
Bagaimana
mungkin kita ingin anak kita terjaga izzah dan iffah nya sementara kita bergaul
terlalu bebas dengan lawan jenis kita.
Bagaimana
mungkin kita menginginkan anak kita mengasihi yang muda dan menghormati yang
tua, kalau kita sendiri tidak pernah memberikan sentuhan kasih sayang kita pada
mereka.
Bagaimana
mungkin kita ingin anak kita mencintai hidup sederhana dan mengasihi fakir
miskin kalau kita saja masih sering membeli barang yang tidak perlu dan terlalu
mewah.
Bagaimana
kita menginginkan anak kita mencintai dan menghormati kita kalau kita saja
tidak berakhlak baik pada orang tua kita. Menanyakan
kabarnya saja jarang.
Selasa, 28 Februari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar