Rabu, 07 November 2012

Sedih Bertemu Sedih


Suntuk dengan pekerjaan mencoba merefresh otak dengan jalan-jalan ke Ambassador. Nasib kantor di lingkungan Mall, maka window shoping menjadi sarana yang elok untuk melarikan diri.  Tak dinyana, bertemu dengan hal yang membuat mata berkaca-kaca karena sedih dan kecewa. Maka jalan-jalanpun tidak sukses. Saya kembali pulang dan hanya menghabiskan waktu 30 menit berputar di mall teramai pada jam istirahat itu.
Sambil menahan sakit hati dan mencoba tidak membuat air mata turun ( dengan mulut berguman berkali-kali.... gak usah dipikirin itu bukan hal yang penting), saya berbalik arah keluar mall.

Orang baru datang, saya sudah pulang. Jadi relatif mudah mencari taksi. Setelah menyampaikan alamat yang dituju, spontan sayapun termangu. Tapi ternyata route yang diambil benar , pak Sopir tahu kantor saya. Tiba-tiba handphone pak Sopir berdering. Sepertinya istrinya yang menelpon. Usai bercakap Pak Sopir menghela nafas panjang. Tanpa ditanya mengalirlah cerita tentang anaknya yang berumur 10 tahun sedang dirawat di RS karena terkena demam berdarah. Sedikit mengeluh kebingungan sopir bercerita tentang perusahaan armada taksinya yang tidak memberikan jaminan kesehtan, bahkan sedikit pinjamanpun tak diberikannya.

Tiba-tiba hati saya berdesir. Saat saya suntuk jalan ke Mall, Sekurang-kurangnya selembar ratusan ribu melayang untuk hal-hal yang tidak penting. Sementara di hadapan saya seorang sopir kebingungan disuruh istrinya ke rumah sakit karena sang anak butuh obat.  Jujur saja.... keuangan saya sedang tipis, tapi uang yang ada di dompetpun kalau saya kasihkan, saya masih punya teman-teman yang mau meminjamkan sedikit uang.
Maka setelah saya membayar ongkos, saya sodorkan uang dengan pesan untuk bayar obat anaknya. Pak sopir menolak karena katanya kebanyakan. Saya memaksanya karena ada yang jauh lebih penting, sebuah nyawa menunggu obat.

Bukan hal yang kebetulan kalau hari ini saya berkesempatan membantu seseorang. Semua pasti karena Allah. Bukan juga sesuatu yang tidak “digariskan” kalau hari ini saya mendapati pelajaran tentang kejujuran dan kesetiakawanan dalam berteman. Hari ini saya bersedih dan ingin menebusnya dengan melihat Pak Sopir itu sedikit tertawa. Semoga. Jakarta 8 Nopember 2012.  

0 komentar:

Posting Komentar