Selasa, 20 Juli 2010

Nasihat Untuk istriku


Istriku,
Apa yang telah menyesakkan dadamu, menghimpit aliran nafsumu, mengganggu waktu istirahatmu, dan mencabut rasa kantuk dari pelupuk matamu?
Apa yang membuat malam harimu begitu panjang, menjadikan air mata menetes dari kelopaknya, dan mengubah pipimu menjadi merah sayu?
Apa yang sedang engkau rasakan; apa yang sedang engkau alami; dan apa yang selalu engkau resahkan, sehingga engkau menangis begitu?

Semua telah aku ketahui, tidak pernah engkau menangis seperti ini, kecuali beban kehidupan telah membuatnya demikian, beban rumah tangga, kesimpitan rizki, ujian yang tak kunjung selesai, musibah yang tak pernah berhenti, kesulitan yang tak kunjung di temukan jalan keluarnya, dan awan hitam yang tak penah menyingkir dari depan wajahmu.

Tapi tidakkah engkau sedikit merasa ringan, terlupa dari beban masalah, menepi dari segala kesedihan, menjauh dari kegund gulanaan di waktu tidur, melupakan sejenak awan hitam di atas kepalamu, dari himpitan bumi yang menjepit harapanmu, dan tersenyum menatap kenyataan? Sebab suamimu akan menggoreskan tinta penanya di atas kertas nasihat, mengajak kepada fajar yang tenang bersinar, untuk menggeraikan tirai kesedihan, mengangkat hijab keresahan, dan menggelarkan sajadah kebahagiaan, ketenangan, dan ketentraman.

Istriku,
Tidakkah engkau ketahui bahwa kertas nasihat itu, fajar yang terang itu, gerai tirai itu, hijab itu, sajadah kebahagiaan itu, ketenanggan itu, dan ketenteraman itu, kuncinya ada bersama Dia?

Dialah Allah, raja sekalian raja, yang menghiba kepada-Nya seluruh makhluk mengadukan persoalannya, mulai dari burung di ketinggian udara, ikan di pedalaman samudra, semut dan rayap rayap di kegelapan tanah, segala tumbuhan yang melafalkan takbir, tahmid, tahlil secara mengadukan sekalian harapannya kepada –Nya

Dialah Allah, yang dalam surat Laila Majnun terhadap kekasihnya dikatakan sebagai dzat yang memberi kehidupan kepada jiwa dan pertolongan kepada hati. Ilmu Nya meliputi segala sesuatu dan kebijakan-Nya adalah mutlak. Dia melihat dan mendengar segala sesuatu, bahkan doa doa makhluk yang tak dapat berbicara sekalipun. Dialah yang menjadikan dunai ini terang dan gelap. Dialah yang telah ditentukan di atas bumi. Dia telah menghiasi langit dengan bintang bintang dan menghiasi bumi dengan umat manusia dari beragam suku dan warna. Dia telah memberikan setiap laki laki dan perempuan sebuah jiwa, dan Dia telah menyinari setiap jiwa dengan obor akal pikiran, sehingga seluruh hamba-Nya dapat meraih keselamatan.

Istriku,
hanya kepadaNya lah aku akanmengajakmu untuk mengadukan seluruh musinah yang meneyrahkan sekalian romantikan hidup, kepedeihan, kesulitan, kesedihan, beratnya cobaan berumah tangga, dan segenap pengharapan itu.

DijalanNya tidak ada satupun yang tertutup, semua terbuka. Tidak ada yang mustahil, semuanya mungkin dan akan terjadi. JanjiNya tidak pernah ingkar. Kasih sayangNya tidak pernah surut walau seluruh mahluk memintanya, PadaNya tidak ada stupun yang samar dan remang-remang, semuanya terang dan jelas, seterang sinar mentari, seputih siang hari, dan seindah lengkungan pelangi.

Dialah yang maha dekat, maha pelipur lara, dan maha pemberi permintaan hambaNya. Dulan maafNya lebih luas dari hamparan langit dan bumi. Bahkan dalam hadis dikatakan“ Apabila hambaKu datang kepadaKu dengan berjalan, maka aku akan mendatangiNya dengan berlari“.

Oleh karena itu, istriku, tidak ada jalan lain yang harus kita lewati, selain jalan menuju rahmatNya ; tidak akan ada pintu yang kita ketuk saat seluruh pintu manusia tertutup untuk kita, kecuali pintuNya ; tidak ada tali tempat kita bergantung selain taliNya ; tidak ada karunia yang kita harapkan selain karuniaNya.

Semoga keberkahan sang Rabb menyelimuti hatimu wahai istriku dan mengurai kesedihan dari pikiranmu.

(Sebuah bagian yang sangat kusuka dari buku yang dihadiahkan suamiku “ Jangan Menangis Istriku“)

0 komentar:

Posting Komentar