Selasa, 20 Juli 2010

Cerai


Seseorang bertanya pada saya “Bund..saya adalah anak dari orang tua yang bercerai? Apa yang harus saya lakukan”. Cukup terkejut dengan pertanyaan itu karena tidak dalam kapasitas saya untuk menjawabnya. Akhirnya saya hanya bilang “Belajar menerima keadaan dan belajar memisahkan antara kehidupan orang tuamu dan masa depanmu”.

Bercerai ibarat ‘kematian” kecil. Sayangnya cerai lebih menyakitkan daripada “kematian” yang sesungguhnya. Kematian sering kali hanya memisahkan raga, sementara jiwa masih tersambung kuat dan terpelihara oleh doa yang sering dikirimkan buat yang sudah meninggal. Sementara perceraian, telah memisahkan jiwa dan juga raga. Jadi kendati masih ada kemungkinan untuk bertemu, malah lebih suka untuk menghindari dan menjauhinya bahkan tak kurang celoteh kasar diumbar kemana-mana..

Dalam islam selalu ada keyakinan bahwa jodo, pati, bagja, cilaka adalah rahasia Allah SWT . Jadi ada kemungkinan seseorang memiliki lebih dari dari satu jodoh selama hidupnya. Kalau orang tua kita harus bercerai karena sudah usai jodonya. Hubungan dengan anak tidak terikat dengan kata jodoh dan surat nikah. Untuk sampai pada putusan cerai pun tentu sudah melewati pertimbangan yang panjang, dan pergolakan bathin yang luar biasa, Termasuk mempertimbangkan kalian sebagai anaknya. Dan tentu memilih berpisah adalah pilihan yang teramat sulit.

Ada hal yang kita tidak bisa kita hindarkan karena Allah SWT sudah menentukan demikian. Jangan pernah menyesal terlahir dari orang tua yang sudah bercerai.. Itu karena Allah SWT menganggap kalian adalah anak-anak yang kuat, mandiri dan mampu menjadi penghibur luka hati orang tuanya. Jangan menyalahkan keadaan karena siapapun tak ingin hal ini terjadi. Bahwa kalian marah, kalian shock dan ingin melawan pada keadaan itu normal. Namun insyaallah lambat laun ketika energi kalian sudah dihabiskan untuk melepaskan emosi, kalian akan sampai pada kesadaran bahwa ini adalah sesuatu yang harus kita terima.

Karena perceraian, Ayah terluka, ibu tersakiti. Namun satu hal yang harus diyakini bahwa apapun yang terjadi tidak akan mengurangi cinta dan sayang kepada anak-anaknya. Apa yang harus dilakukan anaknya? Tetap berprestasi dan menjadi kebanggan orang tuanya.

Apakah anak yang orangtuanya lengkap lebih beruntung ? bisa ya bisa tidak. Tidak kurang ada anak yang orang tuanya lengkap tapi hidup dalam siksaan atau pengeksplotasian. Atau karena belitan ekonomi, ada orang tua yang harus berhari-hari meninggalkan anaknya dalam keadaan berkekurangan. Sejauh kalian masih diberi kesempatan sekolah dengan baik, dipenuhi segala kebutuhannya, itulah yang harus disyukuri.

Apa yang menjadi masalah orang tua hendaknya dijadikan pelajaran dan tempat bercermin bagaimana kita ke depan. Kendati sulit untuk menerima kenyataan seperti ini, insyaalllah kelak ke depan kalian akan paham. Percayakah bahwa things happen for a reason? Pasti segala sesuatu itu Allah SWT tetapkan ada alasannya. Sambil menunggu Allah SWT menguak alasan itu seyogyanya kita tetap melakukan hal-hal yang positif. Buktikan, bahwa naka dengan orang tua tunggalpun dapat berprestasi. Saya berbicara ini tidak dengan niat menggurui, semata-mata karena saying pada kalian yang tengah gamang. Jangan pernah takut kehilangan cinta. Pada saat semua orang sudah meninggalkan kalian sekalipun, Allah SWT akan menyayangi anak-anak yang sabar. Jangan pernah ragukan itu.

0 komentar:

Posting Komentar